PENGARUH ALKOHOL
TERHADAP PROSES BELAJAR TIKUS
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kemampuan belajar dan pengembangaan proses belajar pada tikus serta mengidentifikasi ada atau tidaknya pengaruh alkohol terhadap proses belajar pada tikus.
B. Perumusan Masalah
Beberapa perumusan masalah yang dapat diambil dan diangkat terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah tikus memiliki kemampuan belajar dan pengembangan proses belajarnya
2. Apakah dengan adanya pemberian alkohol dapat mempengaruhi proses belajar dan pengembangan proses belajar pada tikus.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Dengan melakukan penelitian ini, kita dapat mengetahui apakah tikus mampu mengembangkan proses belajar, serta pengaruh alkohol terhadapnya.
b. Manfaat Praktis
-Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian berikutnya.
-Penelitian ini dapat dijadikan wacana mengenai pengaruh alkohol pada kehidupan kita.
D. Hipotesis
Beberapa hipotesis yang dikembangkan sebelum melakukan eksperimen ini adalah sebagai berikut :
a. Tikus memiliki kemampuan belajar dan mengembangkan proses belajar mengenai alat peraga yang diberikan.
b. Alkohol mempengaruhi proses belajar yang telah dikembangkan oleh tikus sebelum perlakuan.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
-Pemberian alkohol pada tikus.
b. Variabel Terikat
-Pengaruh alkohol terhadap proses belajar tikus.
c. Variabel Kontrol
-Alat peraga yang bentuknya sama.
-Pemberian makanan terhadap tikus.
F. Subjek Penelitian
Dua ekor tikus yang berat dan ukuran badannya sama, dikhususkan tikus putih.
Alasan dan tujuan pemakaian tikus sebagai subjek penelitian adalah :
Penelitian baik dalam bidang pendidikan maupun untuk keperluan tes yang menggunakan hewan sebagai subjek penelitian sebagian besar manggunakan tikus. Selain tubuhnya yang kecil dan ringan serta mudah untuk dipelihara, struktur ganetik tikus mirip struktur genetik manusia, sehingga tikus diperhitungkan menjadi model eksperimen dalam penelitian. Umur hidup yang pendek dan kemampuan reproduksi yang cepat, memungkinkan untuk dapat mempelajari berbagai proses kehidupan.
G. Media Penelitian
Media yang digunakan berupa lorong-lorong yang dibuat dari kardus dan disusun berliku-liku.
PENGARUH ALKOHOL TERHADAP PROSES BELAJAR TIKUS
1. Proses Belajar
Proses belajar tikus ditunjukkan dengan banyaknya pengulangan terhadap lorong yang dilakukan oleh tikus pada saat mencari makanan, berawal dari banyaknya pengulanggn sampai akhirnya menjadi lebih sedikit dan tidak melakukan pengulangaan lagi pada beberapa kali pecobaan pada tahap tahap akhir. Proses belajar juga ditunjukkan melalui durasi waktu yang semakin lama semakin menurun untuk mendapatkan dan menghabiskan semua makanan yang diletakkan diujung tiap lorong pada alat peraga.
2. Pengaruh Alkohol Terhadap Proses Belajar Tikus
Susunan saraf pusat lebih banyak dipengaruhi oleh alkohol jika dibandingkan dengan organ-organ yang lain, alkohol menurunkan semua kerja susunan saraf pusat. Karena efek depresinya pada pusat-pusat hambatan, maka ditemukan efek penurunan fungsi susunan syaraf. Proses mental yang dipengaruhi paling awal adalah yang berhubungan dengan pengalaman dan latihan, yang berperan dalam proses terjadinya kebijaksanaan dan pengendalian diri. Daya ingat, konsentrasi, dan daya mawas diri menjadi tumpul, lalu hilang. Rasa pecaya diri meningkat, kepribadian menjadi bersemangaat, perasaan tidak terkontrol, dan temparamental menjadi nyata. Minum alkohol secara kronis, secara langsung terkait dengan gangguan mental dan nurologis yang berat, misalnya kerusakan otak, hilang ingatan, gangguan tidur, dan psikis.
CARA KERJA
Beberapa langkah kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut :
1. Menyediakan subjek (tikus), media penelitian (alat peraga), dan alat-alat lain untuk penelitian (seperti : alkohol, alat suntik, dan makanan tikus)
2. Memberi nomor pada masing-masing ujung ke-enam lorong
3. Tikus dimasukkan ke dalam alat peraga, dengan tujuan tikus melakukan eksploring untuk pengondisian tempat pada alat peraga, sehingga tikus merekam dengan daya ingatnya lorong-lorong tadi.
4. Pada langkah ini, tikus tetap dimasukkan kedalam alat peraga tetapi dengan dalam keadaan lapar, karena bertujuan merangsang indra penciuman dan kemampuan pengingat pada tikus.
5. Cara ke-3 dan ke-4 diulang kembali pada percobaan tahap akhir eksperimen, dengan pemberian alkohol 40%, sebanyak 0,5 ml, dengan cara memasukkannya kedalam mulut tikus yaitu dengan membuka paksa mulutnya kemudian alkohol dimasukkan menggunakan alat suntik yang tentunya sudah tumpul, agar tidak melukai tikus. Selanjutnya ditunggu selama 15-30 menit.
OBSERVASI
Hasil observasi yang dapat diambil dari eksperimen ini adalah sebagai berikut :
1. Hari Pertama : Kedua ekor tikus, diletakkan ke dalam alat peraga dengan bentuk dan ukuran yang sama. Dimulai dari lorang no. 1, membiarkan mereka menyusuri lorong-lorong untuk melakukan eksploring, dan memberikan batas waktu pada masing-masing tikus 15 menit. Dengan hasil tikus masih belum urut untuk memasuki lorong-lorong tersebut.
2. Hari Kedua : Kedua ekor tikus tersebut diperlakukan sama seperti hari pertama, dan dengan hasil tikus sudah mulai berubah, yaitu kedua tikus sudah mulai urut dalam menyusuri lorong-lorong alat peraga, meskipun masih ada pengulangan dalam menyusurinya.
3. Hari Ketiga : Kedua tikus kembali dimasukkan ke dalam alat peraga, namun dalam keadaan lapar. Pada masing-masing lorong diberikan makanan tikus, dan dengan hasil tikus lebih cepat dalam menyusuri lorong-lorong dari batas waktu yang telah ditentukan. Yaitu dengan rata-rata kedua tikus menyusuri lorong selama 3-4 menit.
4. Hari Keempat : Seperti yang dilakukan pada hari ketiga. Dengan tikus sudah terkondisi pada alat peraga dalam melakukan penelusuran lorong-lorong. Walaupun masih sesekali masih melakukan pengulangan dalam menyelusuri lorong-lorong tersebut.
5. Hari Kelima : Pada tahap akhir ini, diadakannya perlakuan berbeda, yaitu dengan pemberian alkohol 40% sebanyak 0,5 ml pada tikus pertama, kemudian ditunggu 15-30 menit, dan membiarkan normal pada tikus kedua. Disini baru akan ditemukan suatu perbedaan yang jelas, yaitu tikus kedua melakuakan eksploring dengan sangat cepat, sedangkan tikus pertama hanya dapat menyusuri dua lorong saja, kemudian berhenti pada lorong tersebut, sampai waktu yang telah ditentukan habis, yaitu 15 menit. Pemberian alkohol itu membuat berubah perilaku tikus, pada mata tikus menjadi merah terbelalak dari sebelum diberikannya alkohol.
KESIMPULAN
Kita dapat mengambil kesimpulan dari eksperimen di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Tikus memiliki proses belajar, dan mampu mengembangkan proses belajar tersebut, dengan adanya pengkondisian pada alat peraga pada eksperimen ini selama lima hari.
2. Hal ini dapat dibuktikan, pada hari ke-2, ke-3, dan ke-4, tikus melakukan eksploring lebih cepat dari pada hari sebelumnya, dengan hasil rata-rata waktu penelusuran lorong sebanyak 3 menit.
3. Pemberian alkohol sangat mempengaruhi secara signifikan terhadap proses belajar, yang dapat diketahui pada eksperimen hari terakhir, terlihat jelas bahwa tikus tidak melakukan apa-apa sedangkan batas waktu yang telah diberika sudah habis, dari hal ini membuktikan bahwa alkohol sangat berpengaruh pada proses belajar tikus.
4. Struktur ganetik tikus mirip struktur genetik manusia, jadi percobaan ini dapat disimpulkan pula pada manusia, bahwa alkohol yang terkandung dalam minuman dapat menyebabkan gangguan pada syaraf pusat dan dapat merusak otak, serta menganggu proses berpikirnya dalam belajar, mengingat, dan lain sebagainya.
(Sumber : M. Fahmi Habibi,dkk, X.8)
Al Baqarah
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[1] dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
[1]. Segala minuman yang memabukkan.
An Nisaa'
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[2], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
[2]. Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi
Al Maa'idah
90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[3], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan
[3] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi.
Al Maa'idah
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
An Nahl
67. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan